BANDA ACEH (voa-islam.com)
— Ada kisah tragis yang dialami tim Detasemen Khusus 88-Antiteror dan
Brimob Polda Aceh yang melancarkan operasi penggerebekan kelompok
bersenjata di pegunungan Jalin, Jantho, Aceh Besar, Provinsi Aceh, pekan
lalu.
Kabarnya, pasukan Densus kehabisan amunisi dalam baku tembak. Akibatnya, pasukan Densus dan Brimob terkurung, sebagian melarikan diri dan sebagian orang tewas tertembak. Pasukan penyergap tersebut kehabisan amunisi setelah baku tembak dengan 30-an kelompok bersenjata.
“Menurut pengakuan teman-temannya saudara kami, mereka kehabisan amunisi saat dikepung kelompok bersenjata,” ujar seorang kerabat Kusumo Malau, Ahad (7/3).
Bripda Srihandri Kusumo Malau adalah anggota Brimobda Aceh, salah satu korban tewas dalam baku tembak. Pria lajang dari suku Batak Toba ini adalah anak ketiga dari lima bersaudara, lahir di Banda Aceh, 4 Oktober 1985.
Kabarnya, pasukan Densus kehabisan amunisi dalam baku tembak. Akibatnya, pasukan Densus dan Brimob terkurung, sebagian melarikan diri dan sebagian orang tewas tertembak. Pasukan penyergap tersebut kehabisan amunisi setelah baku tembak dengan 30-an kelompok bersenjata.
“Menurut pengakuan teman-temannya saudara kami, mereka kehabisan amunisi saat dikepung kelompok bersenjata,” ujar seorang kerabat Kusumo Malau, Ahad (7/3).
Bripda Srihandri Kusumo Malau adalah anggota Brimobda Aceh, salah satu korban tewas dalam baku tembak. Pria lajang dari suku Batak Toba ini adalah anak ketiga dari lima bersaudara, lahir di Banda Aceh, 4 Oktober 1985.
...Dalam kondisi kehabisan amunisi, Bripda Kusumo meminta bantuan rekannya, melalui telepon seluler dengan sinyal yang terputus-putus...
Dalam kondisi kehabisan amunisi,
menurutnya, Kusumo meminta bantuan rekannya, anggota Polda Aceh. “Bang,
tolong kirimkan amunisi, kami kehabisan peluru,” ujarnya sembari
menyebut, kontak dilakukan melalui telepon seluler dengan sinyal yang
terputus-putus.
Masih menurut penuturan anggota Brimob Aceh
kepada keluarga Kusumo Malau, tim Densus dan Brimob dipancing kelompok
bersenjata. Awalnya kelompok bersenjata melepaskan tembakan dari arah
hutan dengan maksud agar pasukan Densus dan Brimob mengejar semakin jauh
ke hutan.
Sesampainya di hutan, kelompok bersenjata rupanya sudah membuat siasat. Mereka membentuk formasi huruf “C”, dengan punggung “C” ke arah puncak. Pasukan Densus dan Brimob tidak sadar jebakan itu. Dan begitu kontak senjata, sebagian kecil kelompok bersenjata bertahan, sedangkan sebagian besar berlari ke arah puncak bukit.
“Dari puncak bukit itulah kami dihabisi dengan senjata sniper,” tutur anggota Brimob sahabat Kusumo tersebut.
Sesampainya di hutan, kelompok bersenjata rupanya sudah membuat siasat. Mereka membentuk formasi huruf “C”, dengan punggung “C” ke arah puncak. Pasukan Densus dan Brimob tidak sadar jebakan itu. Dan begitu kontak senjata, sebagian kecil kelompok bersenjata bertahan, sedangkan sebagian besar berlari ke arah puncak bukit.
“Dari puncak bukit itulah kami dihabisi dengan senjata sniper,” tutur anggota Brimob sahabat Kusumo tersebut.
...Pasukan Densus dan Brimob tidak sadar jebakan itu. Dan begitu kontak senjata, sebagian besar berlari ke arah puncak bukit. Dari puncak bukit itulah mereka dihabisi dengan senjata sniper...
Hingga berita ini ditulis, tidak diperoleh
konfirmasi dari pihak Mabes Polri. Polda Aceh sudah menyerahkan semua
pemberitaan tentang hal ini ke Mabes Polri. Kadiv Humas Mabes Polri
Irjen Edward Aritonang, maupun wakilnya, Brigjen Sulistyo Ishaq tidak
membalas SMS dan tidak menyahut telepon. [taz/sripo, serambi]